Senin, 24 Agustus 2009

Desire: Wanting what you can’t have!

Baru 5 hari berlalu aku berkeluh kesah pada suamiku, perut kembung, muka jerawatan, pencernaan terganggu, aku positif lagi PMS (pre-menstrual syndrome). PMS-nya sih biasa, tapi yang membuatku mengeluh adalah karena ekspektasiku untuk gak mengalaminya kembali. Dengan pencanangan Program bikin anak sejak 3 bulan lalu, harapanku untuk “ positif” selalu kandas setiap kali aku masih kedatangan tamu bulanan.
Lima hari berlalu dan semua tanda PMS tak kunjung reda, aku dibingungkan karena sang tamu tak kunjung datang…keinginan untuk tes kutunda karena takut kecewa…kecewa kalo baru dites eh taunya besok baru datang! Tujuh hari berlalu, kuberanikan diri untuk tes, sekaligus siap2 kecewa kalau hasilnya tak seperti yang kuharapkan. Sambil sikat gigi kucoba bersikap se-kasual mungkin..tak sampai 5 detik hasil tes bilang aku POSITIF. Kupikir aku akan meloncat bahagia, berlari menghampiri suamiku dan kami berpelukan sambil muter-muter seperti yang sering kulihat di film-film. ..Ternyata aku tak berkutik dihadapan stick kecil tersebut. “Nah lo loh….positif yah? Gimana donk?” tanyaku bloon pada suamiku, bolak balik kami membaca kartu petunjuk pemakaian dan mengamati test pec seraya tak percaya!

Setelah setengah jam nyengar-nyengir bodoh diiringi tawa gugup, aku mulai membayangkan segala hal yang akan berubah dan mungkin tak akan pernah sama lagi. Badanku pasti membengkak dan mungkin tak pernah lagi kembali ke angka yang sama seperti saat ini. Pekerjaan yang telah memberiku rasa mandiri mungkin tak lama lagi bisa kujalani, sampai kapan aku bisa menyupir Jakarta-Tangerang dengan perut yang semakin membuncit? Kopi dan sushi yang kugemari sekarang jadi off limit bagiku. Itu baru selama proses kehamilan….apalagi nanti kalau sikecil sudah hadir dalam keluarga kami, pasti lebih banyak perubahan yang dibawanya: tidur nyenyak dan leyeh-leyeh di akhir pekan mungkin tak akan lagi bisa kami nikmati….wuuaahhh…aku menarik nafas panjang, dadaku terasa sesak penuh ketakutan!

Apa yang tadinya sangat kudamba, kini membuatku takut setengah mati. Sungguh lucu, betapa kita, maksudnya anda dan saya yang mengaku manusia, kita cenderung menginginkan hal-hal yang tidak kita miliki TAPI begitu kita mendapatkannya, kita sekejab jadi ragu apa betul kita mengingininya! Kata orang cinta paling romantic adalah cinta tak kesampaian atau cinta terlarang. Tak dapat bersatu dengan orang yang kita cintai macam cinta Romeo & Juliet rasanya lebih dramatis dan romantis daripada cinta sepasang suami istri yang saling memiliki sepanjang usia.

Pernah kubaca dalam sebuah artikel di O Magazine, seorang professor menyuruh mahasiswanya meneliti dan mengkaji desire secara ilmiah. Ternyata pengalaman dan studi menunjukkan bahwa sifat desire adalah menginginan apa yang tidak kita miliki. Desire cenderung menurun atau menghilang ketika kita telah berhasil mendapatkan apa yang kita inginkan tersebut. Anda pun pasti pernah mengalaminya, waktu kecil aku iri setengah mati pada sepeda roda 4 milik tetanggaku, warna bannya merah muda khas anak perempuan dengan bel yang berbunyi nyaring. Papa Mama ku saat itu menjanjikannya sebagai hadiah apabila aku naik kelas dengan nilai memuaskan. Aku berusaha setengah mati belajar biar dapat nilai bagus dengan iming-iming sepeda merah muda di benakku. Ketika akhirnya aku mendapatkan sepeda tersebut, hanya 3 minggu aku tenggelam dalam euphoria dan memainkannya dengan sukacita. Tak sampai habis liburan tahun ajaran, sepeda itu sudah mulai sering menganggur dan teronggok saja di pojok garasi. Aku sendiri mulai beralih ingin buku stiker seperti milik seorang teman jemputan.

Gila memang, kalau secara ilmiah saja sifat manusia memang sudah begitu, apa bisa kita salahkan orang yang ingin beristri 2 atau 3? Lah wong manusia tak ada puasnya…mungkin jawabannya bukan pada memiliki apa yang kita inginkan tetapi menginginkan apa yang kita miliki. Jadi kini aku bersyukur dan menikmati saja kehamilanku, kegugupanku, ketakutanku, ketergantunganku pada suami yang makin meningkat dan semuanya….lagipula kalau dipikir-pikir kapan lagi aku bisa leluasa minta dimanja dan dilayani :>