Senin, 17 Januari 2011

Wajah Lain Kekerasan (Dalam Rumah Tangga)

Sebut saja namanya Ayu, cantik, keren, mandiri, punya karir yang lumayan sebagai seorang desainer dan dikenal di kalangan sosialita ibukotota. Ayu telah menikah dengan suaminya Fajar selama 22 tahun dan dikarunia seorang anak laki-laki yang kini berusia 21 tahun. Sejak 10 tahun lalu, tepatnya sejak Fajar di-PHK dan tidak bekerja, komunikasi dan keadaan rumah tangga mereka memburuk. Sudah 8 bulan belakangan Fajar dan Ayu pisah ranjang dan minim komunikasi. Terakhir kali mereka bertengkar hebat karena Fajar menuduh Ayu berselingkuh. Pertengkaran tersebut berakhir emosional dan Ayu mengaku tidak tahan lagi dan ingin mengakhiri saja pernikahannya.

Penghasilan keluarga mereka sebetulnya cukup lumayan. Walaupun tak lagi aktif bekerja Fajar masih memiliki pasive income dari investasi yang ditanamnya pada suatu usaha catering. Hanya saja setelah tidak bekerja, sikap Fajar berubah menjadi lebih mengungkung dan membatasinya, ia tidak senang ketika Ayu berpergian dan berkumpul dengan teman-temannya.

Tak hanya kepada teman pria Ayu, Fajar juga seringkali j cemburu pada teman-teman wanita dan tetangga yang sering diajak Ayu ngobrol. Ia cemburu karena Ayu menghabiskan banyak waktu bersama mereka dan menuduh mereka mempengaruhi Ayu untuk melawan N dan menyebarkan aib rumah tangga.

Fajar memang tak pernah memukul atau menghajar Ayu secara fisik, ia juga tak pernah berselingkuh namun Ayu merasa sudah tidak tahan dengan tekanan-tekanan suaminya. Perkataan-perkataan Fajar seringkali menyakiti hati dan merendahkan Ayu. Selain sering melontarkan makian verbal, Fajar juga pernah beberapa kali mengunci rumah dari dalam sehingga sepulang dari bepergian dengan teman-temannya, Ayu tidak bisa masuk ke dalam rumah.

Dapat dikatakan Ayu mengalami penganiayaan verbal dan psikologis dari suaminya. Komunikasi Fajar terhadapnya seringkali diwarnai oleh makian dan hinaan. Selain itu Fajar berusaha untuk mengendalikan dan menguasai kehidupan Ayu dengan membatasi pergaulannya dengan tetangga dan sahabat.

Ada beberapa faktor yang mungkin menyebabkan Ayu sebagai wanita yang terpelajar dan mandiri secara finansial memilih bertahan dalam pernikahan yang diwarnai oleh penganiayaan verbal dan psikologis selama 10 tahun. Salah satunya adalah: penganiayaan verbal dan psikologis tidak seperti penganiayaan fisik yang lebih mudah dikenali dan terlihat jelas dampaknya. Penganiayaan yang dialami oleh Ayu melibatkan perubahan kondisi yang terjadi secara bertahap hingga mungkin saja Ayu beradaptasi secara bertahap dan tidak menyadarinya. Kungkungan, penghinaan serta rasa bersalah yang ditimpakan pada Ayu perlahan tapi pasti membuat kepercayaan dan harga dirinya menurun.

Ayu memperlihatkan keyakinan tipikal korban seperti keyakinan kalau ia lebih dapat mengutarakan dirinya dan maksudnya, Fajar tidak akan marah terhadap pertanyaan dan pikirannya. Ayu merasa bahwa apabila ia menuruti keinginan Fajar, Fajar tidak akan berperilaku kasar. Ayu merasa bahwa ia tidak cukup memahami Fajar seperti wanita lain memahami suaminya. Ayu merasa bahwa ia berkontribusi terhadap hal-hal yang membuat Fajar menjadi kasar dan merasa apabila ia berbuat hal-hal yang benar... suaminya akan berubah.

Keberhasilan Ayu dalam berkarier dianggap Fajar sebagai sebuah kompetisi yang menyaingi kegagalannya dalam berkarya. N menutup akses komunikasi dengan menarik diri dan tidak ingin mendiskusikan masalah pernikahan. Menurut pada ahli pengangguran (unemployment) merusak citra diri seseorang, terutama bagi pria. Freud bahkan menggambarkan pekerjaan sebagai ikatan terkuat laki-laki terhadap realitas. laki-laki yang menganggur biasanya menderita rasa percaya diri yang rendah dan melaporkan perasaan tidak berharga, tidak bermakna dan perasaan seperti beban yang berlebihan. Pengangguran bahkan juga merusak kesehatan seseorag dan berkontribusi fatal terhadap sikap yang meningkatkan tingkat penyakit fisik, depresi dan penderitaan lain. Lebih dari itu pengangguran juga berdampak pada keluarga. Pengangguran meningkatkan kekerasan dalam keluarga dan memiliki dampak merusak dalam hubungan pernikahan

Ketika ditanya apa yang membuatnya bertahan dalam pernikahan selama ini, Ayu mengatakan bahwa ia masih mencintai suaminya. Perasaan cinta cenderung membuat individu mengidealisasi pasangan, serta mengembangkan harapan-harapan yang sesungguhnya mungkin palsu. Korban kekerasan biasanya terus berhadap bahwa pasangan akan berubah, akan menjadi lebih baik dan sebagainya. Korban juga cenderung mencari-cari alasan untuk membenarkan tindakan pasangan.

Hubungan personal yang diwarnai kekerasan lebih sulit dihadapi karena korban menghayati berbagai konflik dan dilema yang dapat membuatnya merasa sangat tertekan. Korban biasanya merasa bingung mengapa orang terdekat yang harusnya menyayanginya justru bersikap buruk padanya atau korban mungkin sudah terlanjur mengembangkan ketergantungan emosi pada pelaku sehingga mengembangkan berbagai rasionalisasi terhadap perilaku penganiaya.

Penganiayaan verbal merusak jiwa dan merampas sukacita dan vitalitas dari kehidupan seseorang. Penganiayaan semacam ini mendistorsi realitas karena penganiaya tidak berespon sesuai dengan komunikasi pasangan dan membuat pasangannya berusaha untuk selalu mengekspresikan dirinya secara adekuat supaya dimengerti. Akhirnya korban ”hidup dalam angan-angan” dan senantiasa berpegang pada waktu-waktu dimana segala sesuatunya tampak normal dan menyenangkan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar